Selama abad ke-14, Sunda diperintah oleh delapan orang raja. Di antara
mereka ada yang berkuasa di seluruh wilayah Negara Sunda yang terdiri
atas
”Sunda Barat” (Sunda atau Pajajaran) dan ”Sunda Timur” (Galuh) dan ada
yang
hanya berkuasa di salah satu wilayah itu. Mereka yang pernah berkuasa
selama abad
ke-14 itu adalah:
Rakryan Saunggalah atau Prabu Ragasuci yang berkuasa selama enam tahun
(1297-1303). Penggantinya sebagai raja adalah anaknya, Prabu Citragandha
atau Sang
Mokteng Tanjung ‘yang Meninggal di Tanjung’ yang berkuasa selama
delapan
tahun (1303-1311). Ia digantikan anaknya, Prabu Linggadewata atau
Sang
Mokteng Kikis ‘Yang Meninggal di Kikis’ yang berkuasa selama 22
tahun
(1311-1333).
Karena anaknya perempuan, Linggadewata kemudian digantikan oleh
menantunya,
Prabu Ajiguna Linggawisesa atau Sang Mokteng Kiding ‘Yang
Meninggal di
Kiding’ selama tujuh tahun (1333-1340). Anak Linggadewata yang
diperistrinya
itu bernama Rimalestari dan perkawinan mereka melahirkan Prabu Ragamulya
Luhurprabawa atau Sang Aki Kolot yang kemudian menggantikannya sebagai
raja
selama 10 tahun (1340-1350). Setelah meninggal dan dikenal sebagai
Salumah
ing Taman ‘Yang Meninggal di Taman’, ia digantikan anaknya yang
bernama
Prabu Maharaja Linggabhuwanawisesa atau Sang Mokteng Bubat ‘Yang
Meninggal di Bubat’ selama tujuh tahun (1350-1357).
Karena anak Linggabhuwana masih kecil, kekuasaan dipegang oleh adiknya,
Patih Mangkubumi Suradipati, yang setelah menjadi raja bergelar Sang
Prabu
Bunisora, selama 14 tahun (1357-1371). Setelah meninggal dan terkenal
sebagai
Sang Mokteng Gegeromas ‘Yang Meninggal di Gegeromas’, ia digantikan
oleh
anak Linggabhuwana yang bernama Niskala Wastukancana. Raja itu terhitung tokoh yang ”bernafas panjang”,
pemerintahannya berlangsung selama 104 tahun (1371-1475).
Prabu Niskala Wastukancana atau
Prabu Resi Bhuwana Tunggaldewata atau Sang Mokteng Nusalarang”
‘Yang
Meninggal di Nusalarang’ itulah yang tampaknya dikenal sebagai raja
dengan
julukan Prabu Siliwangi yang pertama. Menurut NPW, semua Raja Sunda
setelah
Raja Linggabhuwana dikenal dengan julukan Prabu Siliwangi. Niskala
Wastukancana
mempunyai dua orang istri dan dari setiap istri lahir anak laki-laki.
Akibatnya, ia terpaksa membagi negaranya menjadi dua.
Jika dugaan Hageman benar,
berarti bahwa kemunculan orang Islam yang pertama di Sunda itu terjadi
pada
masa pemerintahan Prabu Ajiguna Linggawisesa (1333-1340). Hal ini
sebenarnya
bukan sesuatu yang mustahil, mengingat hingga saat ini bukti tertua
mengenai
tinggalan budaya yang bercorak Islam di Leran (Jawa Timur), yaitu nisan
Fatimah
binti Maimun, bertitimangsa 1081. Masalahnya adalah hingga sekarang
bukti
demikian itu di wilayah Sunda belum ditemukan.
Naskah CP tidak banyak mengembarkan tokoh itu. Dalam naskah itu ia hanya
disebut sebagai raja yang berkuasa selama 10 tahun dan setelah meninggal
dikenal sebagai Salumah ing Kiding ‘Yang Meninggal di Kiding’. Julukan itu tentulah sama dengan Sang
Mokteng Kiding menurut NPW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar