Selasa, 19 Juni 2012

Kacang Polong, Sumber Protein Nabati Yang Kaya Serat

Sejarah Kacang Polong di Indonesia
Kacang polong masuk ke Indonesia ketika zaman penjajahan Belanda karena sayuran ini populer di Eropa sebagai bagian dari salad atau sup. Nama “ercis” sendiri berasal dari bahasa Belanda erwtjes atau ercis kecil.
Ketersediaan Kacang Polong
Kacang polong biasa dijual dalam bentuk segar (dengan polong) di pasar tradisional, namun sekarang banyak dijual dalam kemasan di pasar swalayan, baik dalam kaleng (dengan pemanasan), dikeringkan, maupun dibekukan. Pembekuan dianggap lebih baik karena mempertahankan kandungan gizi di dalam biji ercis.
Nilai Gizi Kacang Polong
Sumber Protein Nabati
Kacang polong atau ercis adalah salah satu sumber protein nabati yang populer di sekitar kita. Setiap 100 gram kacang polong rebus mengandung 8 gram protein, sehingga merupakan sumber protein nabati yang baik dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein kita sehari-hari. Selain itu kacang polong memiliki skor asam amino yang tinggi yaitu 102, di mana skor asam amino yang tinggi menunjukkan bahwa kacang polong mengandung protein dengan asam amino yang lengkap, yang artinya protein dalam kacang polong merupakan protein berkualitas tinggi.
Kaya Serat
Dalam 100 gram kacang polong rebus, terdapat kandungan serat sebesar 8,3 gram atau akan memenuhi kebutuhan serat sebanyak 33%. Sebagian besar serat dalam kacang polong merupakan serat larut yang sangat baik untuk membantu mengontrol kadar gula darah, juga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Kandungan Vitamin
Tiap 100 gram kacang polong rebus mengandung:

  • Folat, sebanyak 65 mcg (16% kebutuhan harian), yang merupakan bagian dari koenzim penting untuk sintesa sel baru. Folat terutama sangat penting bagi wanita selama kehamilan, untuk mencegah cacat pada janin.
  • Thiamin, sebanyak 0,2 mg (13% kebutuhan harian), yang penting untuk metabolisme energi dan aktivitas sistem saraf dan otot.
  • Vitamin K, sebanyak 5 mcg (6% kebutuhan harian), yang penting sebagai komponen dalam pembekuan darah, juga untuk pembentukan dan perbaikan struktur tulang.
  • Asam pantotenat, sebanyak 0,6 mg (6% kebutuhan harian), yang penting dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan juga metabolisme energi.
  • Niasin, sebanyak 0,9 mg (4% kebutuhan harian), yang diperlukan tubuh untuk menetralisir zat racun dan berperan dalam sintesa lemak, meningkatkan nafsu makan, membantu sistem pencernaan, serta memperbaiki kulit dan saraf.
  • Riboflavin, sebanyak 0,1 mg (3% kebutuhan harian), untuk memperbaiki kulit, mata, dan membantu produksi energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar